Tanaman Obat : SEMANGGI GUNUNG

Tanaman Obat

SEMANGGI GUNUNG
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.)

Nama Lokal :
Pegagan embun, semanggi (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan rumput dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 meter dpl. Batang lunak, berongga, panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir terbagi menjadi 5-7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna kuning.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati :
Sakit kuning, pengecilan hati dengan busung, batu empedu, batu dan infeksi saluran kencing, batuk dan sesak nafas, sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel, infeksi telinga tengah.
Komposisi :
Kandungan kimia : mengandung minyak menguap, coumarin, hyperin.
Tanaman Obat

SEMANGGI GUNUNG
(Hydrocotyle sibthorpioides Lam.)

Nama Lokal :
Pegagan embun, semanggi (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan rumput dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 meter dpl. Batang lunak, berongga, panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir terbagi menjadi 5-7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna kuning.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati :
Sakit kuning, pengecilan hati dengan busung, batu empedu, batu dan infeksi saluran kencing, batuk dan sesak nafas, sariawan, radang tenggorok, infeksi amandel, infeksi telinga tengah.
Komposisi :
Kandungan kimia : mengandung minyak menguap, coumarin, hyperin.
Detail

Tanaman Obat : SELEDRI

Tanaman Obat

SELEDRI
(Apium graveolens, Linn.)

Nama Lokal :
Seledri (Indonesia); sledri (Jawa); saledri (Sunda
Uraian :
Seledri dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikategorikan sebagai sayuran. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui biji atau pemindahan anak rumpunny.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Hipertensi, sakit mata, reumatik.
Komposisi :
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi, antara lain, (per 100 gr): kalori sebanyak 20 kalori, protein 1 gr, lemak 0,1 gr, hidrat arang 4,6 gr, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 11 mg dan 63% bagian dapat dimakan.
Tanaman Obat

SELEDRI
(Apium graveolens, Linn.)

Nama Lokal :
Seledri (Indonesia); sledri (Jawa); saledri (Sunda
Uraian :
Seledri dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikategorikan sebagai sayuran. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui biji atau pemindahan anak rumpunny.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Hipertensi, sakit mata, reumatik.
Komposisi :
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi, antara lain, (per 100 gr): kalori sebanyak 20 kalori, protein 1 gr, lemak 0,1 gr, hidrat arang 4,6 gr, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 11 mg dan 63% bagian dapat dimakan.
Detail

Tanaman Obat : SECANG

Tanaman Obat

SECANG
(Caesalpia sappan L.)


Nama Lokal :
Secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 meter dpl, seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan terkadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 meter, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading muda dan dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Diare, disentri, TBC, luka dalam, sifilis, darah kotor, muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.


Komposisi :
Kandungan kimia : Kayu:asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.
Tanaman Obat

SECANG
(Caesalpia sappan L.)


Nama Lokal :
Secang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa).
Uraian :
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 meter dpl, seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan terkadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 meter, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading muda dan dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Diare, disentri, TBC, luka dalam, sifilis, darah kotor, muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata.


Komposisi :
Kandungan kimia : Kayu:asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna.
Detail

Tanaman Obat : SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour) Merr.)

Tanaman Obat

SAMBUNG NYAWA
(Gynura procumbens (Lour) Merr.)

Uraian :
Tanaman ini merupakan herba, berdaging. Batang tumbuh memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 -12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,55 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai sampai malai rata, setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1-1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4-5 mm, coklat. Daun mempturyai susunan clan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1-1200 meter dpl, terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 meter dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput. Cara perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanamanakan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar sehingga lebih enak untuk dimakan segar.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Batang tanaman digunakan untuk menurunkan demam, penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa. Umbi untuk menghilangkan bekuan darah, pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah melahirkan.
Komposisi :
Daun mengandung 4 senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid). Metabolit yang terdapat dalam ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, sterol; triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri.
Tanaman Obat

SAMBUNG NYAWA
(Gynura procumbens (Lour) Merr.)

Uraian :
Tanaman ini merupakan herba, berdaging. Batang tumbuh memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 -12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,55 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai sampai malai rata, setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1-1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4-5 mm, coklat. Daun mempturyai susunan clan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae). Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1-1200 meter dpl, terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 meter dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput. Cara perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanamanakan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar sehingga lebih enak untuk dimakan segar.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Batang tanaman digunakan untuk menurunkan demam, penyembuhan penyakit ginjal, disentri, infeksi kerongkongan, menghentikan perdarahan, mengatasi tidak datang haid dan gigitan binatang berbisa. Umbi untuk menghilangkan bekuan darah, pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah melahirkan.
Komposisi :
Daun mengandung 4 senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid (triterpenoid). Metabolit yang terdapat dalam ekstrak yang larut dalam etanol 95% antara lain asam klorogenat, asam kafeat, asam vanilat, sterol; triterpen, senyawa fenolik (antara lain flavonoid), polifenol, dan minyak atsiri.
Detail

Tanaman Obat : SAMBILOTO

Tanaman Obat

SAMBILOTO
(Andrographis paniculata Ness.)
Gambar : Tanaman Sambiloto

Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda); bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa); pepaitan (Sumatra).
Uraian :
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung, kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, Iebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya coklat muda. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel, abses paru, radang paru, radang saluran napas, radang ginjal akut, radang telinga tengah, radang usus buntu, sakit gigi, demam, malaria, kencing nanah, kencing manis, TB paru, skrofulodemia, batuk rejan, sesak napas, darah tinggi, kusta, keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut.
Komposisi :
Kandungan kimia: daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, l4-deoksi-11-12-didehi -droandrografolid,dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter.
Tanaman Obat

SAMBILOTO
(Andrographis paniculata Ness.)
Gambar : Tanaman Sambiloto

Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda); bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa); pepaitan (Sumatra).
Uraian :
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung, kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm, Iebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur menjadi 4 keping. Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya coklat muda. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel, abses paru, radang paru, radang saluran napas, radang ginjal akut, radang telinga tengah, radang usus buntu, sakit gigi, demam, malaria, kencing nanah, kencing manis, TB paru, skrofulodemia, batuk rejan, sesak napas, darah tinggi, kusta, keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut.
Komposisi :
Kandungan kimia: daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, l4-deoksi-11-12-didehi -droandrografolid,dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, panikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter.
Detail

Tanaman Obat : SALAM

Tanaman Obat

SALAM
(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)

Nama Lokal :
Gowok, (Sunda); manting (Jawa); salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura).
Uraian :
Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meterdpl. Pohon tumbuh rimbun, tinggi mencapai 25 meter, berakar tunggang; batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3­8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok, dan stek.

Khasiat untuk kesehatan :
Diare, sakit maag, kencing manis, mabuk akibat alkohol.
Komposisi :
Kandungan kimia : Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida.
Tanaman Obat

SALAM
(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)

Nama Lokal :
Gowok, (Sunda); manting (Jawa); salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura).
Uraian :
Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 meterdpl. Pohon tumbuh rimbun, tinggi mencapai 25 meter, berakar tunggang; batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3­8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok, dan stek.

Khasiat untuk kesehatan :
Diare, sakit maag, kencing manis, mabuk akibat alkohol.
Komposisi :
Kandungan kimia : Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida.
Detail

Tanaman Obat : SAGA

Tanaman Obat

SAGA
(Abrus precatorius, Linn.)

Nama Lokal :
Saga (Indonesia); saga telik/manis (Jawa); thaga (Aceh); saga areuy, saga leutik (Sunda); walipopo (Gorontalo); piling-piling (Bali); seugeu (Gayo); ailalu pacar (Ambon); saga buncik, saga ketek (Minangkabau); kaca (Bugis).
Uraian :
Tanaman saga termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan hutan, ladang-­ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan balk pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl.
Khasiat untuk kesehatan :
Digunakan untuk mengobati amandel, radang mata, sariawan.
Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan mengandung protein, vitamin A, B 1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polYgalacturomic acid dan pentosan.
Tanaman Obat

SAGA
(Abrus precatorius, Linn.)

Nama Lokal :
Saga (Indonesia); saga telik/manis (Jawa); thaga (Aceh); saga areuy, saga leutik (Sunda); walipopo (Gorontalo); piling-piling (Bali); seugeu (Gayo); ailalu pacar (Ambon); saga buncik, saga ketek (Minangkabau); kaca (Bugis).
Uraian :
Tanaman saga termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut saga manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan hutan, ladang-­ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan balk pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl.
Khasiat untuk kesehatan :
Digunakan untuk mengobati amandel, radang mata, sariawan.
Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan mengandung protein, vitamin A, B 1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polYgalacturomic acid dan pentosan.
Detail

Tanaman Obat : RUMPUT MUTIARA

Tanaman Obat

RUMPUT MUTIARA
(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)

Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); katepan, urek-urek polo (Jawa); pengka (Makasar).
Uraian :
Rumput ini tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15-50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan dan mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2-5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyai rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5-10 mm. Buah bulat, ujungnya pecah-pecah.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Amandel, gondongan, radang usus buntu, hepatitis, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, bisul, borok, kanker lambung, kanker cervix, kanker payudara.

Komposisi :
Kandungan kimia : hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides.
Tanaman Obat

RUMPUT MUTIARA
(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)

Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); katepan, urek-urek polo (Jawa); pengka (Makasar).
Uraian :
Rumput ini tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15-50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan dan mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2-5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyai rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5-10 mm. Buah bulat, ujungnya pecah-pecah.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Amandel, gondongan, radang usus buntu, hepatitis, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, bisul, borok, kanker lambung, kanker cervix, kanker payudara.

Komposisi :
Kandungan kimia : hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides.
Detail

Tanaman Obat : RAMBUTAN ?

Tanaman Obat

RAMBUTAN
(Nephelium lappaceum L.)

Nama Lokal :
Nama daerah Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa : rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa Tenggara : buluan, rambuta. Kalimantan : rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit, kayokan, bengayau, puson. Sulawesi : rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, wayatu,  wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku : rambutan, rambuta. Nama simplisia Nephelli lappacei Semen (biji rambutan). Nephelli lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan).
Uraian :
Rambutan ditanam sebagai pohon buah dan kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300-600 meter dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 meter ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2-4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5-20 cm, lebar 3,5-8,5 cm, ujung dan pangkal runcing,tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4-5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulitbuahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih : transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Kulit buah    :  untuk mengatasi disentri, demam.
Kulit kayu    :  untuk mengatasi sariawan.
Daun             :  untuk mengatasi diare, menghitamkan rambut.
Akar             : untuk mengatasi demam.
Biji                :  untuk mengatasi kencing manis.
Komposisi :
Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi.
Tanaman Obat

RAMBUTAN
(Nephelium lappaceum L.)

Nama Lokal :
Nama daerah Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa : rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa Tenggara : buluan, rambuta. Kalimantan : rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit, kayokan, bengayau, puson. Sulawesi : rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, wayatu,  wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku : rambutan, rambuta. Nama simplisia Nephelli lappacei Semen (biji rambutan). Nephelli lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan).
Uraian :
Rambutan ditanam sebagai pohon buah dan kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300-600 meter dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 meter ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2-4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5-20 cm, lebar 3,5-8,5 cm, ujung dan pangkal runcing,tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4-5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulitbuahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih : transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Kulit buah    :  untuk mengatasi disentri, demam.
Kulit kayu    :  untuk mengatasi sariawan.
Daun             :  untuk mengatasi diare, menghitamkan rambut.
Akar             : untuk mengatasi demam.
Biji                :  untuk mengatasi kencing manis.
Komposisi :
Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi.
Detail

Tanaman Obat : PUTRI MALU

Tanaman Obat

PUTRI MALU
(Mimosa pudica Linn.)

Nama Lokal :
Putri malu, si,kejut, rebah bangun, akan kaget.
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang dan cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup. Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Susah tidur, radang saluran nafas, panas tinggi pada anak-anak; herpes (radang kulit karena virus), cacingan, rematik.
Komposisi :
Kandungan kimia : mimosine.
Tanaman Obat

PUTRI MALU
(Mimosa pudica Linn.)

Nama Lokal :
Putri malu, si,kejut, rebah bangun, akan kaget.
Uraian :
Tanaman ini dapat tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang dan cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup. Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Susah tidur, radang saluran nafas, panas tinggi pada anak-anak; herpes (radang kulit karena virus), cacingan, rematik.
Komposisi :
Kandungan kimia : mimosine.
Detail

Tanaman Obat : PULE PANDAK

Tanaman Obat

PULE PANDAK
(Rauvolfia serpentine [L.] Bentham ex. Ku)

Nama Lokal :
Pulai pandak (Jawa); akar tikus (Sumatera).
Uraian :
Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 meter dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 meter, bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3 - 20 cm, lebar 2 - 9 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, bila masih muda hijau bila masak warnanya hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar berkhasiat untuk : tekanan darah tinggi, sakit kepala dan rasa berputar pada hipertensi, sakit tenggorok, sakit pinggang, sakit perut pada disentri, diare, muntah, panas yang menetap, panas pada malaria, influenza, radang kandung empedu, hepatitis akut, kejang pada penyakit ayan, sulit tidur, garngguan jiwa, kurang napsu makan, menghilangkan gejala akibat hiperfungsi kelenjar gondok seperti berdebar, tekanan darah tinggi, mudah tersinggung, hiperaktif saraf simpatis, bisul, kudis, biduran, dan gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur (memar).
Batang dan daun berkhasiat untuk: influenza, sakit tenggorok, malaria, tekanan darah tinggi, diare, muntah karena angin, hernia, dan bisul, memar.
Komposisi :
Kandungan kimia : akar mengandung serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine, yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine, reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine.
Tanaman Obat

PULE PANDAK
(Rauvolfia serpentine [L.] Bentham ex. Ku)

Nama Lokal :
Pulai pandak (Jawa); akar tikus (Sumatera).
Uraian :
Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 meter dpl. Perdu tegak, tahunan, tinggi mencapai 1 meter, bergetah, batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan. Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 3 - 20 cm, lebar 2 - 9 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Perbungaan majemuk, bentuk payung yang keluar dari ujung tangkai, mahkota bunga warnanya merah. Buahnya buah batu, bulat telur, bila masih muda hijau bila masak warnanya hitam, berbiji satu. Akar panjang dan besar.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar berkhasiat untuk : tekanan darah tinggi, sakit kepala dan rasa berputar pada hipertensi, sakit tenggorok, sakit pinggang, sakit perut pada disentri, diare, muntah, panas yang menetap, panas pada malaria, influenza, radang kandung empedu, hepatitis akut, kejang pada penyakit ayan, sulit tidur, garngguan jiwa, kurang napsu makan, menghilangkan gejala akibat hiperfungsi kelenjar gondok seperti berdebar, tekanan darah tinggi, mudah tersinggung, hiperaktif saraf simpatis, bisul, kudis, biduran, dan gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur (memar).
Batang dan daun berkhasiat untuk: influenza, sakit tenggorok, malaria, tekanan darah tinggi, diare, muntah karena angin, hernia, dan bisul, memar.
Komposisi :
Kandungan kimia : akar mengandung serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine, yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine, reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine.
Detail

Tanaman Obat : PULAI

Tanaman Obat

PULAI
(Alstonia scholaris [L.] R. Br.)


Nama Lokal :
Lame (Sunda); pule (Jawa); polay (Madura); kayu gabus, pulai (Sumatera); hanjalutung (Kalimantan); kaliti, reareangou, bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow, kita (Minahasa); rite (Ambon), tewer (Banda); aliag (Irian); hange
(Ternate).
Uraian :
Pulai termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Indonesia. Di Jawa, pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 meter dpl. Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 meter. Batang lurus, diametemya mencapai 60 m, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7,5 cm, warna hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau stek batang dan cabang.

Khasiat untuk kesehatan :
Kulit kayu dapat mengatasi: demam, malaria, limpa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing manis, tekanan darah tinggi, wasir, anemia, gangguan haid, dan rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi: borok, bisul, beri-beri, dan payudara bengkak karena bendungan ASI.
Komposisi :
Kandungan kimia : Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
Tanaman Obat

PULAI
(Alstonia scholaris [L.] R. Br.)


Nama Lokal :
Lame (Sunda); pule (Jawa); polay (Madura); kayu gabus, pulai (Sumatera); hanjalutung (Kalimantan); kaliti, reareangou, bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow, kita (Minahasa); rite (Ambon), tewer (Banda); aliag (Irian); hange
(Ternate).
Uraian :
Pulai termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Indonesia. Di Jawa, pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 meter dpl. Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20-25 meter. Batang lurus, diametemya mencapai 60 m, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7,5 cm, warna hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20-50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau stek batang dan cabang.

Khasiat untuk kesehatan :
Kulit kayu dapat mengatasi: demam, malaria, limpa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing manis, tekanan darah tinggi, wasir, anemia, gangguan haid, dan rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi: borok, bisul, beri-beri, dan payudara bengkak karena bendungan ASI.
Komposisi :
Kandungan kimia : Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
Detail

Tanaman Obat : PRASMAN

Tanaman Obat

PRASMAN
(Eupatorium triplinerve Vahl.)

Nama Lokal :
Jukut prasman (Sunda); godong prasman, raja panah (Jawa)­; acerang, daun prasman, daun panahan (Sumatera).
Uraian :
Tanaman ini berasal dari Amerika tropis. Tanaman ini banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai dataran rendah' sampai ketinggian 1.600 meter dpl. Banyak ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan. Semak, tinggi 50-100 cm. Batang berkayu, beruas-ruas, bercabang, berambut tebal, merah muda. Daun tunggal, letak berhadapan,  bentuknya lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin, dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 5-8 cm, lebar 1-2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau, keunguan, mahkota bentuk bintang, kecil, berambut putih, ungu kemerahan. Perbanyakan dengan biji atau stek akar.

Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Sariawan, kurang napsu makan, mimisan, haid tidak teratur, kencing sedikit, sembab, busung air, demam, pilek, diare kronis.
Komposisi :
Kandungan kimia : daun prasman mengandung minyak asiri (antara lain kumarin), ayepanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin dan ayepin berkhasiat hemostatis. Sedangkan akar prasman mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol.
Tanaman Obat

PRASMAN
(Eupatorium triplinerve Vahl.)

Nama Lokal :
Jukut prasman (Sunda); godong prasman, raja panah (Jawa)­; acerang, daun prasman, daun panahan (Sumatera).
Uraian :
Tanaman ini berasal dari Amerika tropis. Tanaman ini banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai dataran rendah' sampai ketinggian 1.600 meter dpl. Banyak ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan. Semak, tinggi 50-100 cm. Batang berkayu, beruas-ruas, bercabang, berambut tebal, merah muda. Daun tunggal, letak berhadapan,  bentuknya lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin, dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 5-8 cm, lebar 1-2 cm, hijau. Bunga majemuk, keluar dari ujung batang, kelopak lepas, terdiri dari 5 daun kelopak, hijau, keunguan, mahkota bentuk bintang, kecil, berambut putih, ungu kemerahan. Perbanyakan dengan biji atau stek akar.

Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Sariawan, kurang napsu makan, mimisan, haid tidak teratur, kencing sedikit, sembab, busung air, demam, pilek, diare kronis.
Komposisi :
Kandungan kimia : daun prasman mengandung minyak asiri (antara lain kumarin), ayepanin (7-methoxy-kumarin), ayepin, dan timohidrokuinon. Zat aktif ayapanin dan ayepin berkhasiat hemostatis. Sedangkan akar prasman mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol.
Detail

Tanaman Obat : PINANG

Tanaman Obat

PINANG
(Areca catechu L.)

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa); pineng, pineung, pinang, batang mayang, batang bongkah, batang pinang, pining, boni (Sumatra); gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimantan).
Uraian :
Pohon pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan. Namun terkadang juga tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 meter dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10­-30 meter, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5 -7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah orange. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pelepah daun digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Biji         : cacingan, perut kembung akibat gangguan pencernaan, bengkak karena retensi cairan, rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, edema, malaria, memperkecil pupil mata pada glukoma.
Daun      : tidak napsu makan, sakit pinggang.
Sabut     : gangguan pencernaan, sembelit, edema dan beri-beri.
Komposisi :
Kandungan kimia : biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses.
Tanaman Obat

PINANG
(Areca catechu L.)

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa); pineng, pineung, pinang, batang mayang, batang bongkah, batang pinang, pining, boni (Sumatra); gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimantan).
Uraian :
Pohon pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan. Namun terkadang juga tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 meter dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10­-30 meter, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5 -7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah orange. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Pelepah daun digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.
Khasiat untuk kesehatan :
Biji         : cacingan, perut kembung akibat gangguan pencernaan, bengkak karena retensi cairan, rasa penuh di dada, luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, edema, malaria, memperkecil pupil mata pada glukoma.
Daun      : tidak napsu makan, sakit pinggang.
Sabut     : gangguan pencernaan, sembelit, edema dan beri-beri.
Komposisi :
Kandungan kimia : biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses.
Detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Grosir Herbal indnesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger