Tanaman Obat : BUNGA MATAHARI

Tanaman Obat 
BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus Linn.) 


Uraian : 
Merupakan herba yang umurnya pendek, kurang dari setahun, tegak, berbulu, tinggi 1- 3 meter, ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, dan biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
  1. Bunga : Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi, nyeri, lambung, radang payudara, sulit melahirkan. 
  2. Biji : Tidak nafsu makan, lesu, disentri berdarah, merangsang pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala. 
  3. Akar : Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas, batuk rejan, keputihan. 
  4. Daun : Malaria. Sumsum dari batang dan dasar bunga : kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri, nyeri buang air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah dan air kemih berlemak. 
Komposisi Kandungan kimia : 
  1. Bunga : quercimeritrin, helianthoside A,B,C, oleanolic acid, echinocystic acid. 
  2. Biji : beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4¬ benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9.
Tanaman Obat 
BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus Linn.) 


Uraian : 
Merupakan herba yang umurnya pendek, kurang dari setahun, tegak, berbulu, tinggi 1- 3 meter, ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, dan biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Termasuk tanaman berbatang basah, daun tunggal berbentuk jantung, bunga besar/bunga cawan, dengan mahkota berbentuk pita disepanjang tepi cawan, berwarna kuning, dan di tengahnya terdapat bunga-bunga yang kecil berbentuk tabung, warnanya coklat. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
  1. Bunga : Tekanan darah tinggi, mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri menstruasi, nyeri, lambung, radang payudara, sulit melahirkan. 
  2. Biji : Tidak nafsu makan, lesu, disentri berdarah, merangsang pengeluaran rash (kemerahan) pada campak, sakit kepala. 
  3. Akar : Infeksi saluran kencing, radang saluran nafas, batuk rejan, keputihan. 
  4. Daun : Malaria. Sumsum dari batang dan dasar bunga : kanker lambung, kanker esophagus dan malignant mole. Juga untuk nyeri lambung, buang air kemih sukar dan nyeri, nyeri buang air kemih pada batu saluran kencing, air kemih berdarah dan air kemih berlemak. 
Komposisi Kandungan kimia : 
  1. Bunga : quercimeritrin, helianthoside A,B,C, oleanolic acid, echinocystic acid. 
  2. Biji : beta-sitosterol, prostaglandin E, chlorogenic acid, quinic acid, phytin, 3,4¬ benzopyrene. Dalam 100 g minyak biji bunga matahari: Lemak total: 100, lemak jenuh: 9,8: lemak tidak jenuh: Oleat 11.7 dan linoleat 72.9.
Detail

Tanaman Obat : BUNGA KENOP

Tanaman Obat
BUNGA KENOP (Gomphrena globose Linn.) 

Nama Lokal : 
Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (Indonesia); adas-¬adasan, gundul (Jawa), taimantulu (Gorontalo). 
Uraian : 
Merupakan herba tahunan, tinggi 60 cm atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut, berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5 cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih. Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
Asma, radang saluran napas akut, batuk rejan, radang mata, sakit kepala, panas pada anak, disentri. 
Komposisi : 
Rasa manis, netral. Kandungan kunia : Gomphresin I, II, III, V, VI.
Tanaman Obat
BUNGA KENOP (Gomphrena globose Linn.) 

Nama Lokal : 
Bunga kenop, kembang puter, ratnapakaja (Indonesia); adas-¬adasan, gundul (Jawa), taimantulu (Gorontalo). 
Uraian : 
Merupakan herba tahunan, tinggi 60 cm atau lebih, berambut. Ditanam di halaman sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari sampai setinggi lebih kurang 1400 m. dari permukaan laut, berasal dari Amerika dan Asia. Batang hijau kemerahan, berambut, membesar pada ruas percabangan, Daun duduk berhadapan, bertangkai, bentuk daun bulat telur sungsang sampai memanjang, dengan panjang 5-10 cm, lebar 2-5 cm, ujung meruncing warna hijau berambut kasar di bagian atas dan halus di bagian bawah, warna rambut putih. Bunga bentuk bonggol, warna merah tua keungu-unguan, seperti bola. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
Asma, radang saluran napas akut, batuk rejan, radang mata, sakit kepala, panas pada anak, disentri. 
Komposisi : 
Rasa manis, netral. Kandungan kunia : Gomphresin I, II, III, V, VI.
Detail

Tanaman Obat : BUNGA TELENG

Tanaman Obat
BUNGA TELENG (Clitoria ternatea L.

Nama lokal : 
Melayu: bunga biru, Sunda: kembang telang, Jawa: kembang teleng, Makasar: bunga talang; Bugis: bunga temen raleng, Halmahera: bisi, Ternate: sejamagulele 
Uraian : 
Habitus: Semak, menjalar, panjang 3-5 m. Batang: membelit, masif, permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Bunganya majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, berwarna hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. Buah berbentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Bijinya berbentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat. Akarnya tunggang, putih kotor. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Daun kembang telang berkhasiat sebagai obat bisul dan obat sakit mata. 
Komposisi: 
Daun kembang telang mengandung saponin dan polifenol.
Tanaman Obat
BUNGA TELENG (Clitoria ternatea L.

Nama lokal : 
Melayu: bunga biru, Sunda: kembang telang, Jawa: kembang teleng, Makasar: bunga talang; Bugis: bunga temen raleng, Halmahera: bisi, Ternate: sejamagulele 
Uraian : 
Habitus: Semak, menjalar, panjang 3-5 m. Batang: membelit, masif, permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Bunganya majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, berwarna hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. Buah berbentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Bijinya berbentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat. Akarnya tunggang, putih kotor. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Daun kembang telang berkhasiat sebagai obat bisul dan obat sakit mata. 
Komposisi: 
Daun kembang telang mengandung saponin dan polifenol.
Detail

Tanaman Obat : BUAH NONA

Tanaman Obat 
BUAH NONA (Annona reticulata L.


Nama Lokal : 
Buwah nona, buah nona kapri, jambu nona. Serba rabsa (Aceh); buwah unah (Lampung); manowa, nona (Sunda); kanowa, kemulwa, kluwa (Jawa); buwah nyonya (Ambon). Nama simplisia : annonae reticulatae semen; biji buah nona. Annonae reticulatae folium; daun buah nona. 
Uraian : 
Pohon atau perdu, tinggi 3-7 meter, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk lanset, 9-30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalarn karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang digunakan biji, buah muda, dan daun. 
Khasiat untuk kesehatan digunakan untuk mengobati: 
  1. Biji : kutu kepala (obat luar). 
  2. Daun : sariawan, obat cacing. 
  3. Buah muda : disentri, mencret, obat cacing. 
Komposisi : 
Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.
Tanaman Obat 
BUAH NONA (Annona reticulata L.


Nama Lokal : 
Buwah nona, buah nona kapri, jambu nona. Serba rabsa (Aceh); buwah unah (Lampung); manowa, nona (Sunda); kanowa, kemulwa, kluwa (Jawa); buwah nyonya (Ambon). Nama simplisia : annonae reticulatae semen; biji buah nona. Annonae reticulatae folium; daun buah nona. 
Uraian : 
Pohon atau perdu, tinggi 3-7 meter, semua bagian jika diremas berbau kuat. Daun memanjang sampai bentuk lanset, 9-30 kali 3,5-7 cm, cukup lemas, tepi rata. Bunga dalarn karangan yang pendek, berbunga 2-10. Daun kelopak waktu kuncup tersusun secara katup, segitiga kecil, pada pangkalnya bersatu. Daun mahkota terluar berdaging sangat tebal, 2-3 cm panjangnya, dari dalam putih kekuningan, dengan pangkal berongga akhirnya ungu. Daun mahkota yang dalam sangat kecil. Dasar bunga meninggi. Benang sari banyak, putih. Penghubung ruang sari di atas ruang sari melebar, dan menutup ruangnya. Bakal buah banyak. Kepala putik boleh dikatakan duduk. Buah majemuk lebih kurang bentuk bola, garis tengah 5-12 cm; anak buah khususnya dengan ujung datar, juga pada waktu masak masih berhubungan. Biji coklat hitam. Daging buah putih kotor. Pohon buah dari Hindia Barat. Bagian yang digunakan biji, buah muda, dan daun. 
Khasiat untuk kesehatan digunakan untuk mengobati: 
  1. Biji : kutu kepala (obat luar). 
  2. Daun : sariawan, obat cacing. 
  3. Buah muda : disentri, mencret, obat cacing. 
Komposisi : 
Tanin, alkaloid anonaina, dan retikulina.
Detail

Tanaman Obat : BROTOWALI

Tanaman Obat 
BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t


Nama Lokal : 
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); andawali (Sunda), antawali (Bali). 
Uraian : 
Merupakan tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 meter. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7-12 cm, lebar 5-10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara stek. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
Reumatik arthritis, reumatik sendi pinggul, memar, demam, merangsang nafsu makan, demam kuning, kencing manis. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Alkaloid, daunar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Tanaman Obat 
BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t


Nama Lokal : 
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); andawali (Sunda), antawali (Bali). 
Uraian : 
Merupakan tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 meter. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7-12 cm, lebar 5-10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara stek. 
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati : 
Reumatik arthritis, reumatik sendi pinggul, memar, demam, merangsang nafsu makan, demam kuning, kencing manis. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Alkaloid, daunar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Detail

Tanaman Obat : BRONJO LINTANG

Tanaman Obat
BRONJO LINTANG (Belamcanda chinensis (L) DC.) 


Nama Lokal : 
Brojo lintang, jamaka, suliga (Sunda); semprit, wordi (Jawa), karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (Minahasa). Nama simplisia belamcandae chinensidis radix; akar brojo lintang. 
Uraian : 
Merupakan semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; tingginya sampai 1-1,5 meter. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. 
Khasiat untuk mengobati : 
Asma, batuk, napas dan mulut bau, pencernaan tidak baik, radang amandel, radang kerongkongan. 
Komposisi : 
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.
Tanaman Obat
BRONJO LINTANG (Belamcanda chinensis (L) DC.) 


Nama Lokal : 
Brojo lintang, jamaka, suliga (Sunda); semprit, wordi (Jawa), karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (Minahasa). Nama simplisia belamcandae chinensidis radix; akar brojo lintang. 
Uraian : 
Merupakan semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; tingginya sampai 1-1,5 meter. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. 
Khasiat untuk mengobati : 
Asma, batuk, napas dan mulut bau, pencernaan tidak baik, radang amandel, radang kerongkongan. 
Komposisi : 
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.
Detail

Tanaman Obat : BLIGU

ECAZZ3T2XFM6
Tanaman Obat


BLIGU (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.) 
Nama Lokal : 
Kundo (Aceh); gundur (Gayo); kudul (Simalur); undru (Nias); kundue (Minangkabau); sardak (Lampung); butong (Dayak); Baligo, leyor (Sunda); baligo (Jawa); bhaligu, kondur (Madura); kunrulu (Bugis); laha (Irian).
Nama simplisia : benincasa semen; biji bligu. 
Uraian : 
Merupakan tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, pangkal inem bulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, warna hijau keputih-putihan. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Biji digunakan untuk mengobati :
batu ginjal, demam, kencing manis, pelembut kulit, radang paru, radang usus, sembelit, tonik, wasir. Buah digunakan untuk mengobati : disentri, panas dalam, perdarahan pada organ bagian dalam, tonik. 
Komposisi : 
Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.
ECAZZ3T2XFM6
Tanaman Obat


BLIGU (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.) 
Nama Lokal : 
Kundo (Aceh); gundur (Gayo); kudul (Simalur); undru (Nias); kundue (Minangkabau); sardak (Lampung); butong (Dayak); Baligo, leyor (Sunda); baligo (Jawa); bhaligu, kondur (Madura); kunrulu (Bugis); laha (Irian).
Nama simplisia : benincasa semen; biji bligu. 
Uraian : 
Merupakan tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, pangkal inem bulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, warna hijau keputih-putihan. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Biji digunakan untuk mengobati :
batu ginjal, demam, kencing manis, pelembut kulit, radang paru, radang usus, sembelit, tonik, wasir. Buah digunakan untuk mengobati : disentri, panas dalam, perdarahan pada organ bagian dalam, tonik. 
Komposisi : 
Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.
Detail

Tanaman Obat : BRAMBANGAN

Tanaman Obat
BRAMBANGAN (Aneilema malabaricum L. Merr) 
Nama Lokal : 
Sunda: gewor, Jawa: brambangan, Madura: djeboran. 
Uraian : 
Merupakan herba, semusim, membentuk stolon, panjang 10-50 cm. Batang: Menjalar dan merambat, bulat, hijau keunguan. Daunnya tunggal, roset akar, berseling, bentuk pita, panjang 3¬-15 cm, lebar 1-3 cm, tepi rata, pertulangan sejajar hijau. Bunganya majemuk, di ujung batang atau di ketiak daun, terdiri dari 2-3 cabang, benang sari 6, mahkota 3 helai, ungu atau biru. Buahnya kotak, lonjong, panjang 0,4-0,6 cm, hijau. Biji berbentuk lonjong, keras, coklat. Akarnya serabut dan berwarna putih. 
Khasiat : 
Untuk kesehatan digunakan sebagai pelancar air seni. 
Komposisi : 
Daun brambangan mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Gambar :

Tanaman Obat
BRAMBANGAN (Aneilema malabaricum L. Merr) 
Nama Lokal : 
Sunda: gewor, Jawa: brambangan, Madura: djeboran. 
Uraian : 
Merupakan herba, semusim, membentuk stolon, panjang 10-50 cm. Batang: Menjalar dan merambat, bulat, hijau keunguan. Daunnya tunggal, roset akar, berseling, bentuk pita, panjang 3¬-15 cm, lebar 1-3 cm, tepi rata, pertulangan sejajar hijau. Bunganya majemuk, di ujung batang atau di ketiak daun, terdiri dari 2-3 cabang, benang sari 6, mahkota 3 helai, ungu atau biru. Buahnya kotak, lonjong, panjang 0,4-0,6 cm, hijau. Biji berbentuk lonjong, keras, coklat. Akarnya serabut dan berwarna putih. 
Khasiat : 
Untuk kesehatan digunakan sebagai pelancar air seni. 
Komposisi : 
Daun brambangan mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BOROCO

Tanaman Obat
BOROCO (Celosia argentea Linn.
Nama Lokal : 
Bayam ekor belanda, bayam kucing, kuntha, baya kasubiki. 
Uraian : 
Tumbuh tegak, tinggi 30 -100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang warna hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3-10 cm, warna merah muda/ ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Biji : infeksi mata = mata merah, radang kornea mata, infeksi dalam mata, tekanan darah tinggi. Bunga : muntah darah, keputihan, obat cuci mata. 
Komposisi : 
Rasa pahit, sejuk. 

Gambar :

Tanaman Obat
BOROCO (Celosia argentea Linn.
Nama Lokal : 
Bayam ekor belanda, bayam kucing, kuntha, baya kasubiki. 
Uraian : 
Tumbuh tegak, tinggi 30 -100 cm. Tumbuh liar di sisi jalan, pinggir selokan, tanah lapang yang terlantar. Batang bulat dengan alur kasar memanjang, bercabang banyak, warna hijau atau merah. Daun ada yang warna hijau dan ada yang warna merah, bentuk bulat telur memanjang, ujung lancip, pinggir bergerigi halus hampir rata. Bunga bentuk bulir panjang 3-10 cm, warna merah muda/ ungu, biji hitam agak cerah, bunga tumbuh di ujung-ujung cabang. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Biji : infeksi mata = mata merah, radang kornea mata, infeksi dalam mata, tekanan darah tinggi. Bunga : muntah darah, keputihan, obat cuci mata. 
Komposisi : 
Rasa pahit, sejuk. 

Gambar :

Detail
Tanaman Obat
BLUSTRU(Luffa cylindrica [L.] Roem.) 
Nama Lokal : 
Sumatera: blustru (Melayu), hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong (Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p.cina. Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabot buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru). 
Uraian : 
Umumnya; blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar di semak, tepi sungai, dan pantai. Merupakan terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 meter, memanjat dengan sulur-sulur yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung; tulang daun menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna coklat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. 
Khasiat anak kesehatan : 
  • Buah : digunakan untuk mengatasi demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan, haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air besar, perdarahan seperti air seni berdarah, mimisan dan bisul. Biji : digunakan untuk mengatasi masalah di wajah, tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir. 
  • Daun : digunakan untuk mengatasi sesak papas, tidak datang haid, radang testis, luka baker, bisul, kurap, dap digigit ular. 
  • Kulit buah : digunakan untuk mengatasi bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar) dan luka. 
  • Bunga : digunakan untuk mengatasi batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wash, dap bisul. 
  • Sabut : digunakan untuk mengatasi sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar, dan bisul. Arang dari sabut : digunakan untuk menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah. 
  • Akar : digunakan untuk mengatasi migrain, sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak. 
  • Batang : digunakan untuk mengatasi rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema). 
  • Tangkai buah : digunakan untuk pengobatan cacar air pada anak-anak. 
Komposisi : 
Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut mengandung xylan, xylose, rnannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. 

Gambar :

Tanaman Obat
BLUSTRU(Luffa cylindrica [L.] Roem.) 
Nama Lokal : 
Sumatera: blustru (Melayu), hurung jawa, ketola, timput (Palembang). Jawa: lopang, oyong (Sunda), bestru, blestru, blustru (Jawa). Maluku: dodahala (Halmahera), petola panjang, p.cina. Nama simplisia Retinervus Luffae Fructus (sabot buah blustru), Luffae Folium, (daun blustru). 
Uraian : 
Umumnya; blustru ditanam di ladang, dirambatkan pada pagar halaman sebagai tanaman sayur, atau tumbuh liar di semak, tepi sungai, dan pantai. Merupakan terna semusim, panjang batangnya dapat mencapai 2-10 meter, memanjat dengan sulur-sulur yang keluar dari ketiak daun. Daun tunggal, panjang tangkai daun 4-9 cm, letak berseling. Helaian daun bulat telur melebar, berlekuk menjari 5-7 buah, pangkal daun berbentuk jantung; tulang daun menonjol di bawah, warna permukaan atas daun hijau tua, warna permukaan bawah daun hijau muda, panjang 6-25 cm, lebar 7,5-27 cm. Bunga berkelamin tunggal, terdapat dalam satu pohon. Mahkota bunga berwarna kuning. Buah tergantung atau tergeletak di atas tanah, bentuknya silindris atau bulat memanjang, panjang 10-50 cm, dengan garis tengah 5-10 cm, jika sudah tua berwarna coklat. Bagian dalam buah yang sudah masak terdapat anyaman sabut yang rapat. Bijinya gepeng dengan tepi berbentuk sayap, licin, berwarna hitam. Buah muda dapat disayur, sedang daun muda dapat digulai atau dibotok. Sabutnya dapat digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan biji. 
Khasiat anak kesehatan : 
  • Buah : digunakan untuk mengatasi demam, rasa haus, batuk sesak, keputihan, haid tidak teratur, air susu ibu (ASI) tidak lancar, sukar buang air besar, perdarahan seperti air seni berdarah, mimisan dan bisul. Biji : digunakan untuk mengatasi masalah di wajah, tangan, dan kaki bengkak (edema), batu saluran kencing, cacingan, sakit pinggang, dan wasir. 
  • Daun : digunakan untuk mengatasi sesak papas, tidak datang haid, radang testis, luka baker, bisul, kurap, dap digigit ular. 
  • Kulit buah : digunakan untuk mengatasi bisul, abses daerah rektum (ujung usus besar) dan luka. 
  • Bunga : digunakan untuk mengatasi batuk disertai sesak, sakit tenggorokan, sinusitis, wash, dap bisul. 
  • Sabut : digunakan untuk mengatasi sakit dada, sakit perut, sakit pinggang, rematik sendi, pegal linu, batuk berdahak, tidak datang haid, payudara bengkak, air susu ibu (ASI) sedikit, wasir, radang buah zakar, dan bisul. Arang dari sabut : digunakan untuk menghentikan perdarahan, seperti perdarahan diluar haid, air seni berdarah, dan berak darah. 
  • Akar : digunakan untuk mengatasi migrain, sakit pinggang, sakit tenggorokan, bisul yang tidak mau pecah, dan payudara bengkak. 
  • Batang : digunakan untuk mengatasi rasa baal, haid tidak teratur, hidung berlendir, dan bengkak (edema). 
  • Tangkai buah : digunakan untuk pengobatan cacar air pada anak-anak. 
Komposisi : 
Buah mengandung saponin triterpen, luffein (zat pahit), citrulline, dan cucurbitacin. Getah mengandung saponin, lendir, lemak, protein, xylan, dan vitamin (B dan C). Biji mengandung minyak lemak, squalene, a-spinasterol, cucurbitacin B, dan protein. Bunga mengandung glutamin, asam aspartat, arginin, lisin, dan alanin. Sabut mengandung xylan, xylose, rnannosan, galactan, saponin, selulosa, galaktosa, manitosa, dan vitamin (A, B, dan C). Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. 

Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BIDURI

Tanaman Obat
BIDURI (Calotropis gigantea (Willd). Dryand. ex WTAit.) 
Nama Lokal : 
Sumatera: rubrik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama simplisia: Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri). 
Uraian : 
Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 meter. Batangnya bulat, tebal, ranting muda berambut tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau bulat panjang, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. Biduri dapat diperbanyak dengan biji. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Kulit akar digunakan untuk pengobatan; demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, borok kronis, dan penyakit kulit lain. Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air, campak, demam, dan batuk. Bunga digunakan untuk pengobatan : radang, lambung, batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, kencing nanah, dan kusta. Getah digunakan untuk pengobatan : bisul, eksim, pembesaran, kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka dikaki, sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit. 
Komposisi : 
Akar mengandung saponin, saponegin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis. 
Gambar :

Tanaman Obat
BIDURI (Calotropis gigantea (Willd). Dryand. ex WTAit.) 
Nama Lokal : 
Sumatera: rubrik, biduri, lembega, rembega, rumbigo. Jawa: babakoan, badori, biduri, saduri, sidoguri, bidhuri, burigha. Bali: Manori, maduri. Nusa Tenggara: muduri, rembiga, kore, krokoh, kolonsusu, modo kapauk, modo kampauk. Sulawesi: rambega. Nama simplisia: Calotropidis Cortex Radicis (kulit akar biduri). 
Uraian : 
Biduri banyak ditemukan di daerah bermusim kemarau panjang, seperti padang rumput yang kering, lereng-lereng gunung yang rendah, dan pantai berpasir. Semak tegak, tinggi 0,5-3 meter. Batangnya bulat, tebal, ranting muda berambut tebal berwarna putih. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau bulat panjang, tepi rata, pertulangan menyirip, panjangnya 8-30 cm, lebar 4-15 cm, berwarna hijau muda. Permukaan atas helaian daun muda berambut rapat berwarna putih (lambat laun menghilang), sedangkan permukaan bawah tetap berambut tebal berwarna putih. Bunga majemuk dalam anak payung, di ujung atau ketiak daun. Tangkai bunga berambut rapat, mahkota bunga berbentuk kemudi kapal, berwarna lila, kadang-kadang putih. Buahnya bumbung, berbentuk bulat telur atau bulat panjang, pangkal buah berupa kaitan, panjang 9-10 cm, berwarna hijau. Bijinya kecil, lonjong, pipih, berwarna cokelat, berambut pendek dan tebal, umbai rambut serupa sutera panjang. Jika salah satu bagian tumbuhan dilukai, akan mengeluarkan getah berwarna putih, encer, rasanya pahit dan kelat, lama-kelamaan terasa manis, baunya sangat menyengat, dan beracun. Kulit batang biduri mengandung bahan serat yang dapat digunakan untuk membuat jala. Biduri dapat diperbanyak dengan biji. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Kulit akar digunakan untuk pengobatan; demam, perut terasa penuh, kaki pegal dan lemas, gigitan ular beracun, borok kronis, dan penyakit kulit lain. Daun digunakan untuk pengobatan : kudis, luka, borok, sariawan, gatal pada cacar air, campak, demam, dan batuk. Bunga digunakan untuk pengobatan : radang, lambung, batuk, sesak napas, influenza, sifilis sekunder, kencing nanah, dan kusta. Getah digunakan untuk pengobatan : bisul, eksim, pembesaran, kelenjar getah bening, luka pada sifilis, luka dikaki, sakit gigi, dan mencabut duri yang menusuk kulit. 
Komposisi : 
Akar mengandung saponin, saponegin, kalotropin, kalotoksin, uskarin, kalaktin, gigantin, dan harsa. Daun mengandung saponin, flavonoida, polifenol, tanin, dan kalsium oksalat. Batang mengandung tanin, saponin, dan kalsium oksalat. Getah mengandung racun jantung yang menyerupai digitalis. 
Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BINAHONG

Tanaman Obat
BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Nama Lokal : 
Di Indonesia secara umum dikenal dengan nama Binahong. 
Uraian : 
Binahong merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan kepulauan Pasifik lain. Tumbuhan ini mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Binahong adalah tanaman obat tumbuh menjalar dan merambat, berumur panjang, dapat tumbuh mencapai panjang lebih kurang 5 meter. Tumbuhan ini berakar dengan bentuk rimpang dan berdaging lunak. Batangnya lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Berdaun tunggal, tangkainya sangat pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung, panjang 5-10 cm, lebar 3- 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin. Bunganya majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 -1 cm, berbau harum. Perbanyakan generatif dengan biji, namun yang lebih sering adalah dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar rimpang. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Sebagai obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver, disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, melancarkan haid, haid habis melahirkan, menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat, anti bakteri. 
Komposisi :
Binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol. 

Gambar :

Tanaman Obat
BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
Nama Lokal : 
Di Indonesia secara umum dikenal dengan nama Binahong. 
Uraian : 
Binahong merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan kepulauan Pasifik lain. Tumbuhan ini mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Binahong adalah tanaman obat tumbuh menjalar dan merambat, berumur panjang, dapat tumbuh mencapai panjang lebih kurang 5 meter. Tumbuhan ini berakar dengan bentuk rimpang dan berdaging lunak. Batangnya lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Berdaun tunggal, tangkainya sangat pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung, panjang 5-10 cm, lebar 3- 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin. Bunganya majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 -1 cm, berbau harum. Perbanyakan generatif dengan biji, namun yang lebih sering adalah dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar rimpang. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Sebagai obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver, disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, melancarkan haid, haid habis melahirkan, menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat, anti bakteri. 
Komposisi :
Binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol. 

Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BIDARA UPAS

Tanaman Obat
BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hall.f.) 
Nama Lokal : 
Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon). 
Uraian : 
Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 dpl. Tanaman ini merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 meter, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Berdaun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip umbi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya. 
Khasiat untuk kesehatan digunakan untuk : 
Demam, batuk, serak, difteri, radang tenggorokan, radang paru, radang usus buntu, typhus, sembelit, muntah darag, kanker, kencing manis, keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis, untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit kulit, gigitan ular. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : daunar, resin, pati, zat pahit. Getah segar mengandung zat oxydase. 

Gambar :

Tanaman Obat
BIDARA UPAS (Merremia mammosa (Lour) Hall.f.) 
Nama Lokal : 
Blanar, widara upas (Jawa), hailale (Ambon). 
Uraian : 
Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 dpl. Tanaman ini merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 meter, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Berdaun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip umbi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek batang atau menanam umbinya. 
Khasiat untuk kesehatan digunakan untuk : 
Demam, batuk, serak, difteri, radang tenggorokan, radang paru, radang usus buntu, typhus, sembelit, muntah darag, kanker, kencing manis, keracunan, gigitan ular, kusta, syphilis, untuk memperlancar keluarnya air susu ibu (ASI), obat luka terpotong, luka bakar, bengkak, penyakit kulit, gigitan ular. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : daunar, resin, pati, zat pahit. Getah segar mengandung zat oxydase. 

Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BIDARA LAUT

BIDARA LAUT (Strychnos ligustrina Bl
Nama Lokal : 
Bidara laut, bidara pait, bidara putih, kayu ular. Dara laut, dara putih (Jawa); bidara gunong (Madura); aju mapa, bidara mapai (Bugis); ai betek, ai hedu, hau feta (Roti); maba putih, elu, ai baku moruk (Timor). Nama simplisia: ligutrinae lignum; kayu bidara laut. Ligustrinae semen; biji bidara laut. 
Uraian : 
Tumbuhan semak, tinggi kurang lebih 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang digunakan kayu dan biji. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Digunakan untuk menyegarkan kulit muka, membangkitkan nafsu makan, rematik (nyeri persendian), sakit perut, bisul (obat luar), kurap (obat luar), radang kulit bernanah (obat luar). 
Komposisi : 
Strikhnina dan brusina. 

Gambar :

BIDARA LAUT (Strychnos ligustrina Bl
Nama Lokal : 
Bidara laut, bidara pait, bidara putih, kayu ular. Dara laut, dara putih (Jawa); bidara gunong (Madura); aju mapa, bidara mapai (Bugis); ai betek, ai hedu, hau feta (Roti); maba putih, elu, ai baku moruk (Timor). Nama simplisia: ligutrinae lignum; kayu bidara laut. Ligustrinae semen; biji bidara laut. 
Uraian : 
Tumbuhan semak, tinggi kurang lebih 2 meter. Berbatang kecil, berkayu keras, dan kuat. Bagian yang digunakan kayu dan biji. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Digunakan untuk menyegarkan kulit muka, membangkitkan nafsu makan, rematik (nyeri persendian), sakit perut, bisul (obat luar), kurap (obat luar), radang kulit bernanah (obat luar). 
Komposisi : 
Strikhnina dan brusina. 

Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BELUNTAS

BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less.)

Nama Lokal : 
Beluntas (Indonesia), luntas (Jawa), baluntas (Madura); baluntas, baruntas (Sunda), lamutasa (Makasar); beluntas (Sumatera). 
Uraian : 
Tanaman ini merupakan semak atau setengah semak yang dapat tumbuh tegak tinggi sampai 2 meter, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000 meter dpl. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agar berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih, lokos. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Menghilangkan bau badan, gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh keringat, scabies, TBC, nyeri pada rheumatik, sakit pinggang. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Alkaloid, minyak atsiri. 

Gambar :

BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less.)

Nama Lokal : 
Beluntas (Indonesia), luntas (Jawa), baluntas (Madura); baluntas, baruntas (Sunda), lamutasa (Makasar); beluntas (Sumatera). 
Uraian : 
Tanaman ini merupakan semak atau setengah semak yang dapat tumbuh tegak tinggi sampai 2 meter, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000 meter dpl. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agar berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih, lokos. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Menghilangkan bau badan, gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan, menurunkan panas, peluruh keringat, scabies, TBC, nyeri pada rheumatik, sakit pinggang. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Alkaloid, minyak atsiri. 

Gambar :

Detail

Tanaman Obat : BELIMBING MANIS

BELIMBING MANIS (Averhoa carambola

Nama Lokal : 
Belimbing manis (Indonesia), belimbing manih (Minangkabau); belimbing legi (Jawa); belimbing amis (Sunda); bhalimbing manes (Madura); balirang (Bugis). 
Uraian/deskripsi : 
Pohonnya kecil, tingginya dapat mencapai 10 meter dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan di daerah dataran rendah sampai 500 dpl. Pohon yag berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru dan warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam. Perbanyakan dengan biji dan cangkok. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Bunga : batuk, sariawan Daun : sakit perut, gondongan, rematik Buah : batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, memperbaiki fungsi pencernaan, radang rektum. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Batang: saponin, tanin, glukoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: tanin, suifur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, kalium sitrat.
BELIMBING MANIS (Averhoa carambola

Nama Lokal : 
Belimbing manis (Indonesia), belimbing manih (Minangkabau); belimbing legi (Jawa); belimbing amis (Sunda); bhalimbing manes (Madura); balirang (Bugis). 
Uraian/deskripsi : 
Pohonnya kecil, tingginya dapat mencapai 10 meter dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan di daerah dataran rendah sampai 500 dpl. Pohon yag berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru dan warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam. Perbanyakan dengan biji dan cangkok. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Bunga : batuk, sariawan Daun : sakit perut, gondongan, rematik Buah : batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, memperbaiki fungsi pencernaan, radang rektum. 
Komposisi : 
Kandungan kimia : Batang: saponin, tanin, glukoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: tanin, suifur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, kalium sitrat.
Detail

Tanaman Obat : BELIMBING ASAM

BELIMBING ASAM (Averhoa bilimbi

Nama Lokal : 
Belimbing asam (Indonesia), calincing (Sunda); blimbing wuluh (Jawa), bhalimbing bulu (Madura); blimbing buluh (Bali), selimeng (Aceh), balimbing (Lampung); balimbeng (Flores), celane (Bugis), takurela (Ambon). 
Uraian : 
Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan. Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras. Ada dua varitas dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedangkan daunnya bersirip genap. Bunganya kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji-biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang rasanya asam. 
Khasiat untuk kesehatan :
Digunakan untuk mengobati penyakit batuk, beguk, encok, sariawan, hipertensi, diabetes melitus, demam, radang poros usus, menghilangkan jerawat. 
Komposisi : 
Buah belimbing asam mengandung asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.
BELIMBING ASAM (Averhoa bilimbi

Nama Lokal : 
Belimbing asam (Indonesia), calincing (Sunda); blimbing wuluh (Jawa), bhalimbing bulu (Madura); blimbing buluh (Bali), selimeng (Aceh), balimbing (Lampung); balimbeng (Flores), celane (Bugis), takurela (Ambon). 
Uraian : 
Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan. Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras. Ada dua varitas dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedangkan daunnya bersirip genap. Bunganya kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji-biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang rasanya asam. 
Khasiat untuk kesehatan :
Digunakan untuk mengobati penyakit batuk, beguk, encok, sariawan, hipertensi, diabetes melitus, demam, radang poros usus, menghilangkan jerawat. 
Komposisi : 
Buah belimbing asam mengandung asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.
Detail

Tanaman Obat : BAYAM MERAH

Tanaman Obat :
BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss) 




Nama Lokal : 
Sunda: jukut jatinangor, Jawa: kecicak abang. 
Uraian : 
Merupakan tanaman semak, tinggi kurang lebih 50 cm, batang tegak, masif, beralur, percabangan monopodial dengan warna hijau kemerahan. Daunnya tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepinya rata, panjang 7-24 cm, lebar 4-12 cm, pertulangan menyirip, hijau kemerahan. Bunganya majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, bentuk bongkol, tangkai panjang 2 cm, hijau kemerahan, kelopak bentuk corong, benang sari kecil, tangkai putik kuning, kepala putik bulat, mahkota merah. Bijinya bulat, kecil, hitam. Akarnya tunggang, putih kecoklatan. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Daun bayam merah berkhasiat sebagai obat sakit kepala/pening. 
Komposisi : 
Daun bayam merah mengandung saponin dan batangnya mengandung alkaloida, flavonoida, dan polifenol.
Tanaman Obat :
BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss) 




Nama Lokal : 
Sunda: jukut jatinangor, Jawa: kecicak abang. 
Uraian : 
Merupakan tanaman semak, tinggi kurang lebih 50 cm, batang tegak, masif, beralur, percabangan monopodial dengan warna hijau kemerahan. Daunnya tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepinya rata, panjang 7-24 cm, lebar 4-12 cm, pertulangan menyirip, hijau kemerahan. Bunganya majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, bentuk bongkol, tangkai panjang 2 cm, hijau kemerahan, kelopak bentuk corong, benang sari kecil, tangkai putik kuning, kepala putik bulat, mahkota merah. Bijinya bulat, kecil, hitam. Akarnya tunggang, putih kecoklatan. 
Khasiat untuk kesehatan : 
Daun bayam merah berkhasiat sebagai obat sakit kepala/pening. 
Komposisi : 
Daun bayam merah mengandung saponin dan batangnya mengandung alkaloida, flavonoida, dan polifenol.
Detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Grosir Herbal indnesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger